“Hidup adalah sebuah keputusan yang didalamnya terkandung konsekuensi”

Kalian pernah tidak saat diberikan tugas dari sekolah, menunda untuk mengerjakannya dan malah memilih melakukan kegiatan lain yang lebih menyenangkan bagi kalian, karena berpikir dealine masih lama.  Itulah salah satu contoh dari perilaku prokrastinasi. Menurut Sandra & M. As’ad (2013 : 218) prokrastinasi yaitu menanguhkan aksi, menunda-menunda sampai hari atau waktu yang akan datang. Seseorang yang melakukan prokrastinasi disebut sebagai prokrastinator.

Prokastinasi yang biasa dilakukan oleh kalangan pelajar/siswa disebut dengan prokrastinasi akademik. Prokrastinasi akademik adalah suatu bentuk perilaku penundaan terhadap tugas/pekerjaan yang berhubungan dengan akademik yang dilakukan secara sengaja dan berulang-ulang. Bentuk dari perilaku prokrastinasi akademik ini adalah menunda dalam memulai ataupun menyelesaikan tugas yang dihadapi, keterlambatan dalam mengerjakan tugas, kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual, dan memilih melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan dari pada melakukan tugas yang harus dikerjakan.

Untuk lebih jelasnya, coba lihat bentuk dari prokrastinasi akademik. Menurut Solomon dan rotblum, 1984 (dalam Rizki, 2009 : 14-15) prokrastinasi pada dunia pendidikan terdiri dari beberapa bentuk, yaitu :

  • Tugas mengarang. Tugas mengarang meliputi melaksanakan kewajiban atau tugas-tugas menulis misalnya makalah, laporan atau tugas mengarang lainnya.
  • Belajar menghadapi ujian. Tugas belajar menghadapi ujian mencakup penundaan belajar untuk menghadapi ujian misalnya ujian tengah semester, akhir semester atau ulangan mingguan.
  • Membaca. Tugas membaca meliputi adanya penundaan untuk membaca buku atau referensi yang berkaitan dengan tugas akademis yang diwajibkan.
  • Kinerja tugas administratif. Berupa penundaan untuk menyalin catatan, mendaftarkan diri dalam presensi kehadiran, daftar peserta praktikum dan sebagainya.
  • Menghadiri pertemuan. Berupa penundaan keterlambatan dalam menghadiri pelajaran praktikum dan pertemuan-pertemuan lainnya.
  • Kinerja akademis secara keseluruhan. Yaitu penundaan dalam mengerjakan atau menyelesaikan tugas-tugas akademis secara keseluruhan.

Coba cermati beberapa kasus dibawah ini.

Kasus I

Arlin adalah siswa kelas X di SMA 2 Gandu. Arlin mempunyai kegemaran bermain game. Setiap hari Arlin tidak pernah absen memainkan game-nya. Padahal besuk Arlin memiliki tugas mengumpulkan makalah. Dia tahu tugas dari guru bahasa inggrisnya itu membutuhkan banyak waktu. Walapun Arlin sadar bahwa tugas yang dihadapinya ini harus segera dikerjakan, akan tetapi Arlin menunda-nunda untuk memulai mengerjakannya. Arlin lebih memilih melakukan kegiatan yang lebih menyenangkan baginya yaitu bermain game. Saat malam tiba Arlin baru mengerjakan, dia sangat teburu-buru karena dikejar deadline, matanya juga telah mengantuk. Akhirnya tugas yang dihasilkanpun tidak maksimal, mau tidak mau Arlin harus mengumpulkan tugas yang seadanya itu. Alhasil nilai yang didapat juga seadanya.

Kasus II

Armi adalah siswa kelas XI di SMK Burok. Armi merupakan salah satu siswa yang sering terlambat masuk sekolah. Dua hari kemarin, Armi berturut-turut terlambat masuk sekolah. Oleh karena itulah dia diminta untuk keruang bimbingan dan konseling. Akhirnya Armi bercerita tentang alasan keterlambatannya.

Armi  : “Jadi begini bu. Saya selalu memasang alarm pukul 04.45 untuk shalat subuh. Kalau alarm bunyi, saya bangun lalu shalat. Namun setelah shalat biasanya saya tidur lagi, karena berpikir masih jam 5, masih banyak waktu longgar. Sekolah masuk jam tujuh, seperempat jam sudah cukup untuk mempersiapkan semuanya. Akhirnya saya melanjutkan tidur lagi. Disela-sela tidur itu, saya sering terjaga untuk melihat jam, tapi kalau jam masih menunjukkan setengah enam saya berpikir sebentar lagi. Jadi saya masih tetap rebahan dikamar. Nah kadang saat saya rebahan itu kebablasan sampai ketiduran lagi. Tahu-tahu bangun sudah jam tujuh. Seperti itu bu”.

Kasus-kasus klasik semacam itu sering terjadi dikalangan pelajar/siswa. Benar tidak??? Kalau dicermati, kasus prokrastinasi akademik tersebut terjadi akibat ketidakmampuan siswa dalam manajemen waktu. Manajemen waktu merupakan suatu kemampuan/keterampilan yang digunakan untuk mengatur waktu agar lebih efektif sehingga tidak terjadi penundaan untuk mendapatkan hasil yang produktif sesuai dengan cita-cita atau tujuan yang ingin dicapai.

Menurut Lubis, 2010 bahwa orang yang tidak mampu mengatur waktu akan banyak menunda pekerjaan yang mestinya dilakukan. Hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan Ferrari, 1995 : 78 – 79  (dalam Ermida & Florentina, 2012) bahwa penyebab lain munculnya perilaku prokrastinasi adalah pengaturan waktu yang buruk dari siswa itu sendiri. Kita ambil contoh kasus Arlin dia menunda mengerjakan tugas dari sekolahnya dan memilih aktivitas lain yang lebih menyenangkan baginya (prokrastinasi akademik dalam bentuk tugas mengarang) karena tidak mampu menetapkan prioritas kepentingan. Mengatur prioritas kepentingan bisa dipelajari dalam keterampilan manajemen waktu.

Kasus kedua, Armi mengalami keterlambatan dalam kehadiran di kelas karena menunda-nunda untuk memulai kegiatan (prokrastinasi akademik dalam bentuk menghadiri pertemuan). Hal itu terjadi karena Armi tidak mempunyai rencana kegiatan yang terarah. Menyusun rencana kegiatan yang terarah dapat dipelajari dalam keterampilan manajemen waktu.

Jadi dengan belajar manajemen waktu, kalian akan memperoleh keterampilan-keterampilan yang dapat digunakan untuk mengefektikan waktu yang kalian miliki, sehingga prokrastinasi akademik yang terjadi dapat dikurangi. Kalian bisa berpikir sekarang. Pertanyaannya adalah “Apakah kalian masih mau bergulat dengan prokrastinasi atau mau berpaling dengan manajemen waktu ???” jawabannya ada pada diri kalian sendiri. Coba tanyakan dan renungkan baik-baik pada diri kalian !!!!

“Belajarlah mencintai manajemen waktu dan akan kau nikmati hasilnya dimasa depan”

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.