Pagi itu, 21 Desember 2022 puluhan anggota pramuka yang akan dilantik menjadi Penegak Laksana SMA Negeri 1 Wonotunggal yang kerap disapa Bimasena-Arimbi memadati tempat parkir SMP Negeri 1 Wonotunggal untuk bersiap dalam pengembaraan menuju Bukit Silurah. Mentari tampak begitu cerah, namun semangat mereka tetap merekah dengan senyum yang indah. Kaki melangkah beriringan sejauh 10 km dengan jalan yang menanjak tinggi, ditemani hijaunya pepohonan, semilir angin dan hujan. Namun, tak menyurutkan langkah untuk tetap melaju dan menyanyikan lagu pelangi-pelangi sampai pada tempat yang dituju. Ransel seberat 60 liter tak akan menjadi batu yang mengganggu. Sesekali mereka beristirahat untuk melepas lelah dari otot yang menjadi kaku. Kini, perjalanan panjang telah usai. Satu per satu anggota sampai di lokasi, diiringi hujan yang membuat baju dan sepatu basah.

Mereka berkemah di Lapangan Sekolah Dasar Silurah. Anggota pramuka yang menjadi panitia telah menyiapkan segala keperluan yang dibutuhkan. Mereka merancang kegiatan dengan apik dan berkoordinasi dengan warga yang sangat tertarik dengan kemah pelantikan ini.  Hujan yang mengguyur membuat lapangan dipenuhi air sore itu. Membuat mereka tidak bisa mendirikan tenda. Suasana begitu dingin, namun kebersamaan kala itu terasa sangat hangat. Kegiatan memasak sore hari diiringi pecahnya canda tawa. Tak terasa matahari terbenam, tetapi semangat mereka tak juga padam. Adzan maghrib berkumandang, menandakan mereka harus bersiap untuk melaksanakan kewajiban kepada Tuhan.

Malam telah tiba, setelah menikmati makanan dan salat isya, peserta melaksanakan tugas pemantapan Syarat Kecakapan Umum (SKU) bagi adik-adik Penggalang di SMP Negeri 3 Wonotunggal. Dengan sepatu yang basah, peserta tetap melangkah. Kegiatan pemantapan SKU bagi penggalang dibagi menjadi beberapa kelompok kecil, sehingga masing-masing peserta mendapat kesempatan menjadi pembimbing dan melatih public speaking melalui kegiatan ini.

Seusai itu, tanpa lelah mereka masih menempuh satu ujian lagi, yaitu presentasi produk Teknologi Tepat Guna (TTG). Ada tiga kelompok yang melakukan presentasi dengan tiga produk yang berbeda. Setiap kelompok diuji oleh pembina, alumni, dan kakak-kakak senior yang menjadi panita, serta peserta yang bukan satu tim. Dengan penuh harap, semoga kegiatan ini membuat peserta menyadari bahwa semua yang mereka lakukan harus mempunyai landasan pikir yang logis dan dasar yang kuat. Seperti dalam membuat suatu produk, selalu ada alasan yang melatarbelakangi, inovasi, dan pemikiran logis untuk mengatasi masalah. Segala sesuatu yang terjadi selalu mempunyai alasan, begitu juga ujian hidup dari Tuhan. Sehingga, mereka tidak hanya mempunyai mental yang kuat, tetapi juga punya kematangan jiwa yang hebat dengan dasar pemikiran yang rasional.

Udara semakin dingin, malam kian hening. Saat hampir tengah malam, calon Penegak Laksana kembali ke ruang istirahat. Waktu tidur dimulai, dalam sunyi lelap mereka bermimpi hingga menjemput pagi. Tak terasa adzan subuh menggema dalam semesta. Semua anggota pramuka yang mengikuti kegiatan ini bersiap melaksanakan salat jamaáh subuh. Setelah selesai salat, mereka memasak bersama untuk sarapan pagi dan membawa bekal untuk kegiatan abdi masyarakat saat itu. Kegiatan memasak pagi ini terasa berbeda, karena selain menyiapkan makanan untuk diri sendiri, mereka juga menyajikan menu masakan yang ditata dengan cantik sebagai syarat uji Tanda Kecakapan Khusus (TKK) pengatur meja makan.

Waktu memulai kegiatan abdi masyarakat telah tiba. Peserta calon Penegak Laksana dibagi menjadi 10 tim oleh panitia. Peserta diantarkan oleh panitia menuju tempat belajar dari masing-masing tim. Hari yang membuat para peserta belajar hal baru, berinteraksi dengan masyarakat yang belum mereka kenal, dan menjaga sikap yang baik karena membawa nama pramuka SMA Negeri 1 Wonotunggal. Cuaca hari itu cerah hingga sore menjelang, terlihat senyum para peserta yang merekah ketika kembali ke perkemahan. Masing-masing tim menceritakan apa yang mereka alami dengan gelak tawa nan bahagia. Berkisah tentang hangatnya warga menyambut kehadiran mereka. Mengukir pengalaman yang menorehkan syukur dalam hati karena bisa belajar membuat makanan, membuat usaha mainan, konveksi batik, berkebun, atau sekedar membersihkan rumah warga.

Seketika hujan mengguyur deras kala senja menjelma. Udara dingin yang luar biasa tak menghalangi mereka melanjutkan kegiatan. Makan malam telah usai, salat berjamaáh juga telah selesai. Namun, langit tetap menjatuhkan air tanpa henti, cahaya lampu pun mati, membuat kami tak dapat menyalakan api di lapangan yang sudah kami nanti dengan bayangan dapat menampilkan pentas seni. Pembina kembali mengatur strategi dengan menyesuaikan kondisi. Akhirnya, Api Darma tetap dinyalakan dalam ruangan tertutup, melalui lilin-lilin kecil yang sinarnya memancarkan harapan. Cita-cita Darma yang semoga terpatri dalam sanubari anggota pramuka.

Ayam belum berkokok, namun pintu-pintu ruangan telah diketok untuk membangunkan para peserta. Saat itu menjelang subuh, peserta berkumpul bersama pembina dalam rangka focus group discussion. Satu hal yang ingin pembina tanamkan melalui kegiatan ini, yaitu bahwa dasar dari semua hubungan adalah komunikasi. Hubungan anggota pramuka dengan pembina, antar anggota, atau di luar anggota pramuka sekalipun. Seperti untaian kata dari Jim Rohn, “Jika kamu hanya berkomunikasi, kamu bisa bertahan. Tetapi, jika kamu berkomunikasi dengan terampil, kamu dapat melakukan keajaiban”. Jadi, kemampuan komunikasi yang baik dari seorang pemimpin untuk anggotanya sangat berperan bagi kesuksesan sebuah organisasi dalam mencapai tujuannya. Bukan sekedar pengirim dan penerima, namun tentang bagaimana mencapai tujuan melalui kemampuan berkomunikasi yang baik.

Tak terasa diskusi seru itu telah menggilas waktu. Kala itu menunjukkan pukul 07.00 WIB dengan suasana syahdu seakan matahari malu menampakkan diri. Peserta melanjutkan kegiatan dengan memasak, sarapan pagi, dan bersih diri. Selanjutnya, rangkaian prosesi pengukuhan dan gladi pelantikan dimulai dengan arahan dari panita dan alumni. Sedangkan pembina mendatangi rumah warga satu per satu untuk bersilaturahmi dan berterimakasih karena bersedia menerima dan mendukung kegiatan pelantikan ini. Tampak senyum cerah nan bahagia dari warga. Terdengar cerita-cerita lucu yang disampaikan kepada pembina. Ada pula keluh kesah warga yang ingin anaknya sekolah di SMA N 1 Wonotunggal, namun terkendala jarak karena zonasi. Puji syukur kepada Sang Maha Cinta karena kasih silaturahmi yang terasa hangat ini mengalahkan cuaca dingin di bawah langit Silurah.

Hari itu, tanggal 23 Desember 2022, puluhan peserta dilantik menjadi Penegak Laksana. Di bawah rintik gerimis yang terasa manis, janji Satya dan Darma mereka ucapkan. Laksana artinya gerak langkah atau tindakan. Laksana berarti dapat melaksanakan apa yang harus dan perlu dilaksanakan, serta menjadi teladan bagi anggota lain dengan tingkatan dibawahnya. Dengan doa yang melangit dan jiwa yang membumi, semoga Penegak Laksana ini mempunyai ucapan, pikiran, dan kebersihan hati yang seputih melati, menjadi teladan dengan Satya dan Darma yang terpatri. (Alma Karima Sunduz-Ketua Gugus Depan Putri)

Kegiatan Pengembaraan
Penyalaan Api Darma

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.