Kurikulum Merdeka menawarkan pendekatan pembelajaran yang berbasis pada kebutuhan dan minat siswa, sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. Selain itu, kurikulum ini juga menekankan pada pengembangan kompetensi sosial dan keterampilan hidup yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari.
Pada kurikulum merdeka, terdapat banyak kebijakan yang menjadi karakteristik di setiap jenjang pendidikan, terutama SMA. Untuk jenjang SMA, dalam penerapan kurikulum merdeka tidak ada lagi kategori jurusan seperti IPA, IPS, ataupun bahasa. Selain itu, pada jenjang SMA peserta didik juga diberi kesempatan untuk memilih mata pelajaran yang diminatinya sesuai dengan bakat dan kepribadian.
Pada Struktur Kurikulum Merdeka, mata pelajaran pilihan terdapat pada Fase F (Kelas XI dan XII) yang proses bimbingan dalam memilihnya dilakukan sejak Fase E (Kelas X). Kurikulum Merdeka berupaya untuk memberikan layanan pendidikan yang berpihak kepada peserta didik. Melalui pemilihan mata pelajaran pilihan, peserta didik diberikan kesempatan untuk belajar sesuai dengan minat, bakat, dan kemampuan yang akan mendukung kompetensi peserta didik untuk kebutuhannya melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, berwirausaha, maupun untuk memasuki dunia kerja.
Dengan adanya keleluasaan untuk memilih mata pelajaran sesuai dengan minat, bakat, dan kemampuannya, peserta didik diharapkan dapat bertanggung jawab pada pilihannya. Keleluasaan memilih di sini juga diharapkan akan membuat peserta didik untuk semakin terampil dalam mengoptimalkan potensi diri yang dimiliki dan dapat menyelesaikan setiap capaian pembelajaran sesuai dengan mata pelajaran pilihan yang dipilihnya.
Peserta didik perlu memilih mata pelajaran yang sesuai dengan rencana dan profesi yang diminati. Misalnya, peserta didik yang ingin menjadi dokter dapat memilih mata pelajaran yang berkaitan dengan rencana studinya serta memadukannya dengan mata pelajaran dari rumpun lain sesuai dengan minatnya. Bagi peserta didik yang akan melanjutkan bekerja dapat memilih mata pelajaran yang akan menunjang kemampuan mereka di tempat kerja. Misalnya, peserta didik yang akan bekerja sebagai pemandu wisata memerlukan kompetensi berkomunikasi dalam bahasa asing dan pengetahuan mengenai budaya. Bagi peserta didik yang akan melanjutkan berwirausaha dapat memilih mata pelajaran pilihan ekonomi atau Pendidikan Prakarya dan Kewirausahaan (PKWU) dan ditambah mata pelajaran lainnya untuk mendukung keahlian jenis usaha yang akan direncanakan.
Prinsip Pemilihan Mata Pelajaran
Dalam melakukan pemilihan mata pelajaran, salah satu hal yang sangat penting dilakukan adalah memperhatikan minat, bakat, dan kemampuan peserta didik. Satuan pendidikan dapat memfasilitasi peserta didik untuk melakukan eksplorasi minat, bakat, dan kemampuannya.
Minat adalah ketertarikan pada suatu objek. Hurlock (2011) berpendapat bahwa minat merupakan sumber motivasi bagi individu untuk melakukan sesuatu. Dalam panduan ini, minat yang dimaksud adalah minat karier, yaitu minat peserta didik dalam merencanakan dan
menentukan berbagai alternatif karier serta aktivitas yang dapat mendukung pilihan kariernya. Dalam Kurikulum Merdeka, peserta didik diberikan kesempatan untuk memilih mata pelajaran pilihan yang dapat mendukung rencana kariernya setelah SMA.
Bakat adalah kemampuan yang dimiliki individu yang ditampilkan secara produktif, cepat dikuasai, dan tampil lebih baik dibandingkan dengan orang lain. Pada kondisi tertentu, bakat merupakan keadaan awal seseorang yang mempengaruhi perkembangan selanjutnya (Snow,
1922). Bakat yang ditampilkan peserta didik dapat berupa kemampuan akademik maupun nonakademik. Dalam memahami bakat, peserta didik perlu banyak melakukan eksplorasi
dengan mencoba beragam aktivitas produktif, terutama yang berkaitan dengan minat kariernya. Peserta didik dapat mengeksplorasi bakat dimulai dengan mencoba aktivitas yang disukai dan menjadi kompeten.
Kemampuan adalah kapasitas seseorang untuk melakukan beragam tugas dalam suatu kegiatan atau pekerjaan. Kemampuan dapat terbagi dalam berbagai jenis, seperti kemampuan intelektual dan kemampuan fisik (Robbins & Judge, 2013).
Proses Pemilihan Mata Pelajaran Pilihan
Bimbingan dalam Memilih Mata Pelajaran Pilihan
Dalam menentukan mata pelajaran pilihan peserta didik perlu mendapatkan bimbingan yang memadai agar mereka dapat menentukan pilihan yang sesuai dengan aspirasi masa depan mereka. Ada beberapa cara dalam mendampingi peserta didik sebagai berikut.
- Sosialisasi. Sosialisasi dilakukan untuk membangun pemahaman orang tua dan peserta didik atas pentingnya mengenali minat, bakat, dan kemampuan yang dapat mendukung rencana karier setelah SMA.
- Pendampingan eksplorasi minat, bakat, dan kemampuan. Guru BK, guru mata pelajaran, dan wali kelas secara bersinergi melakukan pendampingan eksplorasi minat, bakat
dan kemampuan peserta didik. Setelah mengetahui minat dan bakatnya, peserta didik dibimbing untuk membuat perencanaan kariernya. Satuan pendidikan dan pendidik dapat menggunakan beberapa metode yang ada dalam buku Panduan Implementasi Bimbingan dan Konseling.
- Pendampingan pemilihan mata pelajaran pilihan. Peserta didik mendapatkan berbagai pendampingan melalui berbagai layanan karier sebagai proses eksplorasi minat, bakat, dan kemampuan sehingga memiliki kemantapan dalam memilih mata pelajaran pilihan.
- Setelah penetapan. Setelah penetapan pemilihan mata pelajaran pilihan, peserta didik mendapatkan berbagai pendampingan agar dapat menguatkan pilihannya sesuai dengan rencana karier setelah SMA.
Sumber:
Kemendikbudristek. 2022. Panduan Pemilihan Mata Pelajaran Pilihan di SMA/MA/Bentuk Lain yang Sederajat. Jakarta: Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan.