BATANG – Lomba Kreativitas dan Inovasi Masyarakat atau yang lebih dikenal dengan KRENOVA adalah salah satu bentuk apresiasi dari Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian, dan Pengembangan Daerah Kabupaten Batang kepada inovator yang secara nyata mendukung dalam memajukan produk inovasi masyarakat luas. Pada tahun 2023 ini, SMAN 1 Wontotunggal kembali berhasil meraih juara pada ajang penelitian bergengsi tersebut. Mengusung tema pengolahan limbah yang berjudul Fasbrick: Inovasi Pengolahan Limbah Pakaian Bekas Tak Layak Pakai Menjadi Bata Dekoratif, tim yang beranggotakan Dhea Yulia Nabila (XI Terapan), Ka’sil Aufa (XI Humaniora), Natalia Cahyaning Budi (XI Alam 1) berhasil memperoleh juara harapan III dengan total nilai 244,5. Ini adalah prestasi kedua setelah di tahun sebelumnya tim Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) SMANGGAL berhasil menyabet juara III dengan karya Bliker SP (BBM Limbah Masker Sekali Pakai).
Pembina ekstrakurikuler KIR, Fitri Daniyati, S.Pd., mengatakan bahwa lomba KRENOVA tahun ini persaingannya jauh lebih ketat dari tahun sebelumnya.
“Tahun ini pesertanya lebih kompleks dan lebih banyak, jika tahun lalu hanya beberapa sekolah saja yang ikut karena memang lomba ini adalah tingkat umum, tetapi tahun ini peserta dari SMA/SMK di Batang cukup banyak. Selain itu, peserta dari kalangan umum seperti peneliti, mahasiswa, dosen, atau masyarakat juga tak kalah banyak. Artinya persaingannya semakin ketat. Tapi itu tidak menyurutkan tim kami untuk tetap maju demi mengibarkan bendera kemenangan lagi,” jelasnya.
Seleksi lomba KRENOVA ini terdiri atas beberapa tahap. Tahap pertama yaitu tahap seleksi naskah Karya Tulis Ilmiah (KTI) dan pengisian data pada website pindah.jatengprov.go.id. Bagi peserta yang lolos akan masuk ke tahap kedua yaitu tahap pemaparan karya. Selanjutnya akan dipilih 6 peserta terbaik untuk menjadi Juara I, Juara II, Juara III, serta 3 Juara Harapan. Fasilitas yang diterima oleh pemenang tahun ini berupa tropi, piagam penghargaan, serta uang tunai sebesar Rp7.500.000 untuk juara I, Rp5.000.000 untuk juara II, Rp3.500.000 untuk juara III, dan masing-masing Rp1.000.000 untuk juara harapan. Selain fasilitas tersebut, bagi para juara setiap karyanya akan diusulkan memperoleh hak paten serta maju sebagai perwakilan Kabupaten Batang dalam lomba KRENOVA tingkat Jawa Tengah.
Penelitian yang dibuat oleh TIM KIR SMANGGAL tahun ini memperoleh apresiasi yang baik dari para juri, bahkan mendapat tawaran untuk dapat mengembangkan produk yang telah dibuat tersebut agar menjadi brand sekolah serta menjadi buah tangan khas Kabupaten Batang. Hal tersebut tentunya tak lepas dari usaha yang dilakukan oleh tim KIR SMANGGAL yang sudah bergelut selama hampir dua bulan lamanya agar dapat menghasilkan produk yang layak tayang untuk khalayak umum. Perlu diketahui bahwa latar belakang penelitian pengolahan limbah pakaian bekas ini dimulai dari keprihatinan peneliti tentang fakta mengenai sampah tekstil dan pakaian yang merupakan salah satu penyumbang masalah sampah terbesar di dunia. Banyaknya minat remaja dan orang orang dewasa tentang fashion juga mendorong perusahaan-perusahaan untuk membuat lebih banyak pakaian yang diminati banyak orang serta mengikuti tren yang ada. Hasilnya, banyak pakaian-pakaian dari mereka yang tidak terpakai dan akhirnya dibuang. Menumpuknya pakaian tidak terpakai membuat beberapa TPA penuh dan tidak ada lagi tempat penampungan untuk pakaian bekas. Selain itu, limbah pakaian yang dibuang sembarangan pun akan berdampak buruk bagi lingkungan seperti pencemaran tanah dan udara yang dapat memicu berbagai permasalahan kesehatan manusia. Hal inilah yang mendorong tim KIR SMANGGAL untuk mengolah limbah pakaian bekas tersebut menjadi bahan baku berupa bata dekoratif yang lebih aman bagi lingkungan, memiliki nilai seni atau estetika serta dapat mengurangi penumpukan limbah pakaian bekas. Selain itu, bata dekoratif ini tahan terhadap air, bahkan suhu luar yang panas jadi akan aman jika diletakaan di luar ruangan. Bata dekoratif ini juga mampu dibuat menjadi perabot rumah tangga seperti meja, kursi, almari, serta dinding pembatas.
Saat ini, penelitian ini masih diterapkan di lingkup SMA Negeri 1 Wonotunggal. Melalui banyak penyempurnaan di kemudian hari, peneliti berharap hasil dari penelitian akan berdampak kepada lingkungan sekitar bahkan dunia. Yuk, olah sampahmu! Kalau bukan kamu, siapa yang akan mencintai bumimu?