EXTRA KURIKULER KARYA ILMIAH REMAJA SMA NEGERI 1 WONOTUNGGAL

Pertama-tama kita panjatkan Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunianya yang telah melimpahkan rahmat dan taufik hidayahnya, Penulis sangat berharap karya tulis ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai pentingnya keberadaan ekstrakurikuler di sekolah dan bagaimana ekstrakurikuler itu dapat berperan dalam pembentukan kepribadian peserta didik dan tentu juga manfaat dari adanya kegiatan ekstrakurikuler tersebut.

Asal kata ekstrakurikuler berasal dari dua kata yaitu ekstra yang berarti lebih, dan kurikuler yang artinya sama dengan kurikulum yang artinya pembelajaran. Dari dua kata tersebut juga dapat diartikan bahwa ekstrakurikuler adalah pembelajaran ekstra/lebih, lebih disana dapat diartikan tambahan. Lebih lengkapnya lagi, ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan siswa-siswi sekolah dan mahasiswa perguruan tinggi yang biasanya dilakukan di luar jam belajar. Kegiatan dari ekstrakurikuler ini sendiri dapat berbentuk kegiatan berupa seni, olahraga, ilmu pengetahuan dan teknologi, kerohanian, dan masih banyak lagi.

Karya ilniah remaja (KIR), adalah karya ilmiah yang ditulis atau dikerjakan oleh kalangan remaja. Karya ilmiah maksudnya karya tulis yang penggarapannya mengikuti kaidah-kaidah ilmiah. Bukan dibuat dengan cara menghayal, bukan karya fiksi, bukan karya rekaan seperti; puisi, cerpen, novel, cerita bersambung, dongeng, dll. Karya ilmiah setidak-tidaknya harus mempunyai 3 (tiga) syarat, yakni:
1. Isi kajiannya berada dalam lingkup pengetahuan ilmiah
2. Cara penggarapannya menggunakan metode ilmiah, dan
3. Cara penyajiannya/ penulisannya memenuhi syarat sebagai karya ilmiah.

KIR bukan karya hayalan. Oleh karena itu seorang yang ingin menyusun KIR tidak bisa hanya dengan menghayal langsung bisa menyusun KIR. Mereka harus membekali diri dengan dasar-dasar ilmu pengetahuan sesuai dengan bidang garapan KIR yang akan dikerjakan. Yang paling penting untuk diperhatikan yang ingin menyusun KIR harus menanyakan dirinya sendiri: Apakah saya punya modal motivasi yang cukup besar untuk bisa menyusun KIR? Yang dimaksud modal motivasi adalah:
(1). Mempunyai keinginan dari kesadaran sendiri untuk bisa menyusun KIR?
(2). Mempunyai semangat pantang menyerah mengumpulkan teori-teori untuk menyusun KIR baik dari buku-buku, majalah, internet, atau bertanya dan berdiskusi dengan orang-orang yang ahli dalam bidang garapan KIR?
(3). Mempunyai rasa ingin tahu dan tidak mudah percaya dengan hal-hal yang ada di sekitar kita sebelum ditelusuri secara detail dari segi ilmiahnya?
(4). Mempunyai kemampuan mensintesa antar teori-teori yang dipahami dan mengkaitkan fenomena-fenomena yang ada di sekitar kita?

Mudah-mudahan buku Program ini dapat membantu kami dalam membimbing dan mengarahkan siswa dan siswi yang kami cintai, dan semoga bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya.

Wonotunggal, Januari 2018

Galuh Dewanti, S.Pd

PRESTASI